Disintegrasi bangsa di Indonesia semakin terasa pada masa sekarang ini. Adanya isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan) dalam kontestasi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) serentak di Indonesia membuat keadaan masyarakat Indonesia yang awalnya ""Gemah Ripah Loh Jinawi" menjadi sebuah keadaan bangsa yang  memperlihatkan keegoan dalam kehidupan berdampingan bermasyarakat. Masyarakat seolah-olah diadu domba oleh segelintir elite kelompok yang mengingkan sesuatu dari ancaman perpecahan bangsa yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Disintegrasi atas nama SARA semakin marak, toleransi semakin dipingirkan dan ego pribadi atau kelompok yang dijadikan acuan membuat kita sebagai warga negara harus ikut serta berupaya mereduksi sikap Etnosentrisme yang ada.

Kami band Project Kustik, band akustik yang beranggotakan tiga personil yang mempunyai latar belakang berbeda, agama yang berbeda serta bidang pekerjaan yang berbeda merasa resah dengan keadaan negeri Indonesia yang semakin tan menentu karena isu SARA. Kami bertiga bertekad membantu menyuarakan KICK ISU SARA di setiap penampilan kami di panggung. Setiap dipanggung, kami selalu beraudiens dengan penonton untuk mengajak tidak ikut larut dalam isu SARA yang mendera Indonesia. Kami mengajak audiens untuk pro dengan kali yang beda latar belakang dan beda agama untuk tetap menjunjung Toleransi, Hidup berdampingan secara layak dan saling membantu sebagai bangsa Indonesia. Lagu-lagu yang kami bawakan biasanya easy listening, namun selalu kami sisipi dengan lagu-lagu tema Anti SARA seperti Manisnya Negeriku karya Pujiono, Garuda di Dadaku, Lagu Nasional dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dari setiap pegelaran musik kami yaitu adanya sikap saling mengingatkan, saling mengisi dan bahu membahu menghapuskan pembahasan ISU SARA yang sedang marak di masyarakat dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan produktif.

Jabat Erat dari Kami

Project Kustik