Apa sich yang menjadi kebiasaan masyarakat modern sekarang saat free time? Bisa terbaca antara nonton televisi di rumah, nongkrong di mall, nonton di bioskop atau wisata kuliner sambil kemana-mana memegang HP bahkan sambil berjalan dan makan sehingga kebersamaan tidak lagi terasa.

Lalu apa yang terjadi ketika kebiasaan itu terus menerus dilakukan? Masyarakat ini menjadi pribadi yang konsumtif dan tidak sehat.

Menteri Kesehatan Nila F. Moelok menyatakan beban penyakit masyarakat Indonesia dalam waktu 25 tahun berubah. Di era 90-an, katanya, angka kematian tertinggi berasal dari penyakit menular. Tapi pada 2015 angka kematian tertinggi justru berasal dari penyakit tidak menular. Nila menyebutkan di tahun 1990 kategori penyakit penyebab kematian terbesar adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis (TBC) dan diare. Lalu diikuti oleh penyakit stroke dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

"2015 justru stroke dan kecelakaan lalu lintas yang menjadi penyebab kematian terbesar. Sementara penyakit menular seperti TBC justru ada di peringkat keenam didahului oleh jantung iskemik, kanker dan diabetes melitus. Masyarakat kurang aktifitas fisik seperti olah raga, kebiasaan merokok di atas usia 15 tahun mulai tinggi, kurang mengonsumsi buah dan sayur serta kebiasaan minum minuman beralkohol," kata Nila.

Melihat fenomena tersebut alangkah baiknya jika di setiap kota besar di Indonesia dibuatkan taman olahraga tanpa adanya pungutan biaya sehingga masyarakatnya terpacu untuk olahraga, bahkan sejak anak-anak. "Pastinya semua orang ingin hidup lama dengan kondisi yang sehatkan?!" Dengan adanya taman olahraga ini diharapkan masyarakat kita akan menjadi lebih sehat dan produktif.

Sebagai catatan, taman tersebut tetap harus dilindungi oleh pagar pembatas ataupun diawasi karena tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan masyarakat kecil mencuri besi-besi dari fasilitas umum sehingga merusak fasilitas yang ada.

Salam olahraga! ;)

Sumber berita: http://news.metrotvnews.com/read/2016/01/06/467315/menkes-angka-kematian-tertinggi-berasal-dari-penyakit-t