^{Source: antaranews.com}

Hai Passioners, tak dapat dimungkiri jika perkembangan esport di Indonesia terbilang sangatlah pesat. Siapa sangka bermain game bisa menjadi salah satu profesi yang menjanjikan. Padahal, sejak dulu sudah ada stigma jika bermain game hanya membuang waktu dan juga menjadi salah satu alasan seorang anak menjadi ‘bodoh’. Padahal faktanya jika dijalani secara serius bisa mendatangkan peluang dan profesi yang perlahan mulai diakui.

Esport di Indonesia Sudah ada Sejak Dulu

^{Source:jawapos.com}

Saat era internet dimulai sekitar tahun 1990-an dan game online mulai bermunculan, esport pertama kali muncul sebagai sebuah cabang olah raga game kompetitif yang sangat tidak diperhitungkan dan dianggap remeh karena lebih banyak dimainkan oleh pada pemuda penghuni warnet (Warung Internet), yang lagi-lagi mendapat stigma pengangguran dan juga hanya membuang-buang waktu saja.

Pertandingan esport pun hanya diselenggaran oleh pihak warung internet (warnet) dan berskala kecil, namun seiring perkembangan waktu, game online semakin digemari dan dimainkan oleh berbagai kalangan. Terlebih lagi, sekarang game online sudah bisa dimainkan dalam genggaman.

Pelopor Kompetisi Esport

Coba tebak Passioners, kapan sih sebenarnya kompetisi esport pertama kali diselenggarakan? Menurut beberapa sumber, esport secara resmi muncul di tahun 1999 hal ini ditandai dengan keikutsertaan kompetisi game online dan Liga Game adalah pelopor dari kompetisi esport.

Quake II dan Starcraft adalah dua game yang dipertandingkan pada saat itu. Meski hanya dua games, namun mampu mengumpulkan para gamers Indonesia berkumpul, dan tentu saja para pemainnya didominasi oleh para anak-anak warnet.

Beralih ke tahun 2002 sebuah kompetisi yang berlangsung di 8 kota besar di Indonesia yaitu Cyber Game dengan game yang dipertandingkan adalah Counter Strike, Starcraft, Age of Empires II, Brood War dan FIFA World Cup.

^{Source:dailysocial.id}

Perlahan Olahraga Cabang Esport Mulai Mendapatkan Panggung

Seorang Direktur Production Ultimo Hombre bernama Gustav Wood melihat peluang dari maraknya pertandingan tak resmi dan banyaknya orang yang bermain game online. Ia pun menggelar kompetisi Esport di Indonesia secara resmi pada 11 Agustus 2018 di Senayan City Jakarta dan tentu saja dihadiri ribuan peserta dari berbagai daerah.

Era Game Mobile

Passioners pasti setuju jika kemunculan game mobile benar-benar semakin membuat esport semakin dikenal dan berkembang. Setelah MOBA di PC, akhirnya MOBA merambah kedunia Mobile yang tentu saja semakin diminati dan juga semakin menjaring banyak pemain dan tentu saja hal ini berdampak positif terhadap perkembangan esport di Indonesia.

Semakin Berkembang dan Didukung Pemerintah

^{Source:dailysocial.id}

Tahun 2018 sepertinya menjadi tahun kebangkitan esport, ditahun ini muncul sebuah turnamen bernama GESC Indonesia Minor yang mengusung turnamen Dota 2 yang sedang popular di tahun itu.  Dengan hadiah yang fantastis mencapai 300 ribu USD.

Ditahun 2018 pula pertama kalinya esport masuk ke dalam cabang olah raga ASIAN Game 2018 dan Indonesia pun mengirimkan atlet terbaiknya untuk ikut berlaga dan berhasil memangkan 1 emas dan 1 perak.

Lalu di tahun 2019 Mobile Legends Profesional Lague (MPL) Season 4 hadir memeriahkan kompetisi resmi di Indonesia dan Moonton sebagai developer dari game Mobile Legends meningkatkan total hadiah kepada pemenang dari MPL Season 3.

Dengan berkembang pesatnya esport tentu saja hal ini menjadi perhatian pemerintah, pihak pemerintah mendukung penuh agar IESPA (Indonesia Esport Asosiation) untuk lebih memperkenalkan esport kepada masyarakat Indonesia dan juga mengadakan platnas khusus cabang esport. Dan juga diadakannya turnamen resmi seperti Piala Presiden Esport dan Piala Menpora Esport.

Banyaknya brand juga yang menjadi investor untuk tim esport di Indonesia diharapkan dapat lebih berkembang lagi. Semoga kedepannya esport dapat lebih berkembang lagi dan semakin melebarkan sayapnya keluar negeri untuk mengharumkan nama bangsa. Setuju Passioners? Siapa tim esport favorit kalian?