Magis Xabi Alonso Bawa Leverkusen Akhiri Dominasi 1 Dekade Munchen
Setelah penantian selama 120 tahun sejak berdirinya klub, Bayer Leverkusen akhirnya jadi kampiun juara Bundesliga musim 2023/2024. Bersamaan dengan gelar ini, Leverkusen sukses mengkudeta dominasi 11 gelar beruntun milik Bayern Munchen.
Keberhasilan Leverkusen menjuarai Bundesliga tentu aja nggak lepas dari magis yang dibawa sosok Xabi Alonso. Datang pas kondisi tim lagi nggak begitu ideal, perlahan tapi pasti, pelatih asal Spanyol ini sukses memberikan hasil pekerjaan yang di luar nurul!
Bayangin aja, Alonso datang ke Leverkusen nggak cuma sekadar bawa klub ngejuarain liga, tapi juga ngasih berbagai macam rekor nggak biasa. Salah satu rekor yang berhasil dicetak adalah rekor nggak pernah kalah di 50 pertandingan di seluruh kompetisi.
Selain rekor tersebut, pas artikel ini dibuat, Xabi Alonso dan anak asuhnya juga lagi dalam sebuah misi buat jadi tim pertama di sejarah Bundesliga yang menjalani satu musim penuh tanpa terkalahkan.
Awal Mula Penunjukan Xabi Alonso
Awalnya sih, pas Alonso direkrut jadi manajer Bayer Leverkusen, banyak yang ngerasa nggak yakin sama dia. Soalnya dia belum pernah ngelatih tim senior sebelumnya. Apalagi, waktu itu Leverkusen lagi krisis. Tapi Simon Rolfes, selaku direktur olahraga Bayer Leverkusen menegaskan bahwa keputusan mengangkat Alonso sebagai manajer bukanlah sebuah eksperimen. Ia melihat Alonso sebagai sosok seorang yang memiliki kualitas sekaligus segudang pengalaman yang hebat.
Meski tak langsung memberikan hasil yang sempurna, Alonso membawa sebuah pakem gaya permainan yang didasarkan pada penguasaan bola, pergerakan tanpa bola, dan press tinggi kepada anak asuhnya.
Rekrutan dan Pemain Andalan
Saat tim besar seperti Bayern Munchen menggelontorkan uang sebesar 100 juta euro untuk merekrut seorang Harry Kane, di bursa transfer Alonso berhasil melakukan aktivitas transfer yang cerdas di musim 2023. Ia berhasil mendatangkan beberapa pemain dengan cv yang sesuai dengan gaya bermainnya. Nama-nama seperti Alejandro Grimaldo, Granit Xhaka, Jonas Hofmann, dan Victor Boniface merupakan pemain yang dipilih Alonso untuk melengkapi puzzle timnya.
Grimaldo bahkan datang dengan status pemain bebas transfer. Meski didatangkan tanpa biaya sepeserpun, dengan 12 gol dan 19 assist dalam 48 pertandingan, Grimaldo nyaman sebagai salah satu pemain andalan nan mematikan buat Alonso. Selain itu, ada juga Granit Xhaka dan Jonas Hofmann yang membawa pengalaman sehingga lini tengah Leverkusen menjadi segar meski usia mereka yang tak lagi muda.
Raja Comeback di Menit Akhir
Ada pepatah mengatakan ‘biasain nonton Leverkusen sampe selesai’ itu ngegambarin soal mentalitas anak asuh Alonso yang nggak kenal lelah sampe titik darah penghabisan. Di sepanjang musim 2023/2024, Leverkusen berhasil bikin 13 gol setelah menit 90. Nggak salah, kan, kalo disebut rajanya injury time?
Julukan ini muncul karena etos kerja tinggi dan mental baja yang ditanamkan Alonso kepada anak buahnya. Namun, bukan serta merta Alonso jadi pelatih yang cuma ngandelin otot aja. Ada alasan mengapa Alonso menjadi salah satu pelatih yang paling banyak diminati di Eropa. Alonso belajar dari yang terbaik sebagai pemain di bawah asuhan Carlo Ancelotti, Pep Guardiola, Rafael Benítez, dan Jose Mourinho saat masih menjadi seorang pemain.
Ia menyukai permainan berbasis penguasaan bola yang bisa menghancurkan tim lawan atau membuat mereka lelah dalam menekan. Nah! Ini yang jadi salah satu alasan kenapa Leverkusen bisa memenangkan pertandingan.
Pada akhirnya, laju Leverkusen di Bundesliga tak dapat dihentikan. Berkat gelar juara ini juga, julukan "Neverkusen" (atau "Vizekusen" dalam bahasa Jerman) yang sebelumnya sering dilontarkan oleh banyak suporter rival untuk mengolok-olok fans Leverkusen pun perlahan sirna, dan diganti dengan julukan Neverlusen untuk menggambarkan tim asuhan Xabi Alonso yang tidak pernah kalah.
Dari Alonso Kita Belajar…
Kalo kita kerja keras, ketekunan, dan kepercayaan pada diri sendiri, segalanya mungkin terjadi. kayak ngalahin Munchen contohnya. Jadi, buat kalian semua, selagi masih punya gairah dalam ngejar mimpi, percaya deh bahwa dengan tekad yang kuat, kita mampu meraih apa pun yang diinginkan, bahkan saat kondisi nggak menguntungkan.