INI DIA GAME BUATAN ANAK BANGSA YANG MENDUNIA, BANGGA DONG!

Published by Admin on Minggu, 10 April 2022 09:44

Siapa sangka jika sekarang games bukan hanya untuk mengisi waktu luang saja, Passioners. Ada banyak profesi yang ternyata bisa dijalani menyangkut game ini. Mulai dari menjadi gamers profesional,  streamers gaming, sampai menjadi seorang pengembang game.

Di Indonesia sendiri, banyak yang akhirnya melirik dan tertarik menjadi seorang pengembang game. Dan siapa sangka jika developer game asal Indonesia ternyata mampu menciptakan game yang populer. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga hingga ke luar negeri.

Dan berikut, beberapa game yang sudah mendunia:

  1. DreadOut 1 & 2

Siapa yang tak tahu dengan game yang satu ini. Game bergendre horor besutan game pengembang Digital Happines ini berhasil menarik minat pemain game lokal maupun internasional. Game yang rilis di tahun 2013 ini merupakan game yang dikhusukan untuk PC.

Bahkan PewDiePie di channel YouTube-nya pernah membuat konten video reaction saat memainkan game horor tersebut loh. Tak hanya itu, Dread out pun sempat menjadi game andalan para youtuber game dunia.

DreadOut merupakan game survival horor dengan pemeran utamanya seorang siswi SMA bernama Linda.  Linda tiba-tiba saja terbangun disebuah tempat yang tidak dikenal dan harus berusaha keluar dari tempat tersebut dengan hanya berbekal sebuah handphone.

Digital Happines berhasil mengahdirkan game horor yang sangat lekat dengan budaya Indonesia, mulai dari musik hingga hantu-hantu yang muncul seperti Kuntilanak dan pocong.

  1. Valthirian Arc

Game karya Agate Studio ini merupakan game mendunia selanjutnya. Game developer asal Bandung ini sudah berdiri sejak tahun 2009. Awalnya, Agate studio lebih fokus membuat game flash namun akhirnya pada tahun 2011, mereka meluncurkan game bernama Football Saga, Near Field Communication, dan Smash Mania yang menjadi augmented reality pertama di dunia.

Akhirnya di tahun 2018, Agate Studio merilis Valthirian Arc yang ternyata sangat sukses di pasaran. Game bergendre fantasi RPG.

Dan hanya dalam waktu 3 bulan setelah perlirisannya, Valthirian Arc: Hero School Story raih pendapatan mencapai lebih dari USD 500.000 atau setara dengan lebih dari 7 miliyar rupiah ($1 = Rp 14.544). Tentu saja itu merupakan prestasi yang membanggakan, bahkan Valthirian Arc meraih posisi ke 2 di Steam Inggris.

Keuntungan tersebut diraih dari hasil penjualan fisik PS4 yang dijual di regional 2, inggis dan negara eropa lainnya. Kesuksesannya juga tak terlepas dari kerja keras tim yang selalu hadir dalam event game yang diselenggarakan di luar negeri.

Setelah rilis di luar negeri, Valthirian Arc baru launch di Indonesia dengan penambahan fitur bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

Sudah mencoba game ini, Passioners?

  1. Pamali : Indonesian Folklore Horror

Pamali yang dibuat oleh StoryTale Studio, developer lokal asal Bandung. Game Pamali ini pertama rilis ditahun 28 Desember 2018 dan sampai sekarang sudah memiliki 4 DLC yaitu: The White Lady atau Kuntilanak, The Tied Corpse (pocong) yang rislis di tahun 2019. The Little Devil atau Tuyul., episode 4 berjudul “The Hungry Witch” atau Leak.

Dan ada dua episode lain yang akan menyusul yaitu The Vengeful Mother atau Wewe Gombel dan The Giant Guard atau Genderewo. Selain ingin keluar dalam versi PC, game ini juga hadir dalam konsol PS4 dan juga Xbox.

Menurut KBBI Pamali atau Pemali memiliki artian larangan, pantangan (berdasarkan adat dan kebiasaan). Sejalan dengan pengertian tersebut, Pamali yang merupakan game horor berdasarkan cerita rakyat, membuat pemainnya harus menentukan pilihan yang akan menjadi elemen penting untuk menentukan perjalanan dan pemain harus mencari sekitar 30-an ending cerita.

Dalam serial White Lady saja ada 35 ending berbeda untuk keputusan yang berbeda pula. Lewat Pamali, kita bisa mengenal berbagai mitos, tabu dan budaya masyarakat Indonesia.

Wah, menarik sekali bukan, Passioners? Sudah mencoba game ini?

  1. Sage Fusion

Lagi-lagi game developer asal Bandung berhasil membuat bangga. Kidalang studio dengan gamenya Sage Fusion 2 berhasil berhasil memenangkan kompetisi Tizen App Challenge dengan hadiah USD250.000 (Rp3,2 miliar).

Berawal dari hobi bermain game, Kidalang yang merupakan sebuah studio game yang diinisiasi Yusdi Saliman dan Yohan Alexander juga Richard Imam berhasil menyematkan nilai budaya lokal dalam setiap gamenya.

Dengan menyelipkan elemen lokal seperti karakter, setting tempat, sampai nama masakan Indonesia di dalam dua game garapannya, Sage Fusion 2 dan An Octave Higher. Salah satu karakter dari game buatan mereka bernama Gesang, yang penampilannya juga dibuat kental dengan rasa lokal.

An Octave Higher yang merupakan game karya lain mereka ternyata juga berhasi meraih penghargaan dari Indie Prize Casual Connect Asia 2015 mengalahkan developer game dari Asia lainnya.

  1. Save The Hamster

Game mobile berbasis Windows Phone dan Windows 8 ini ternyata berhasil mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia. Game lucu karya Solite Studio berhasi mendapatkan penghargaan dari Microsoft Imagine Cup  2013 yang diselenggarakan di Rusia.

Solite Studio merupakan pengembang game asal Madura yang berisikan empat orang, yaitu Asadullohil Ghalib Kubat (co-founder), Miftah Alfiansyah (programmer), Tony Wijaya (game designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (game artist).

Nah, game mana saja yang sudah kamu coba Passioners? Share pengalaman bermain game kamu dong.